Mengapa Orang Jepang Jarang Mengalami Obesitas? Ini Alasannya

Budaya351 Dilihat

Obesitas telah menjadi masalah kesehatan global yang serius. Namun, di tengah permasalahan ini, terdapat negara-negara dengan tingkat obesitas yang rendah, seperti Jepang. Mengapa begitu sedikit orang Jepang yang mengalami obesitas? Mari kita telaah beberapa faktor yang berkontribusi pada fenomena ini.

Faktor-Faktor Penyebab Jarangnya Obesitas di Jepang

1. Pola Makan Sehat dengan Hidangan Washoku

hidangan washoku

hidangan washoku (justonecookbook)

Makanan Jepang, atau yang dikenal sebagai washoku, mempromosikan pola makan sehat. Prinsip “ichiju-sansai” mengajarkan untuk menyajikan satu sup dan tiga hidangan lauk dalam setiap makan. Ini mencakup sup miso yang kaya probiotik dan vitamin, lauk sayuran yang kaya serat dan vitamin, lauk ikan atau daging yang mengandung protein dan mineral, serta nasi sebagai sumber karbohidrat.

Proses memasak yang cenderung ditumis, direbus, atau dikukus menjaga kadar lemak rendah dalam hidangan, mencegah penambahan berat badan yang berlebihan.

2. Pendidikan Nutrisi Sejak Dini

Pendidikan nutrisi dimulai sejak usia dini di Jepang melalui makan siang di sekolah. Ahli gizi merancang menu seimbang untuk setiap hari, memastikan asupan gizi yang cukup untuk pertumbuhan anak-anak.

Pengetahuan ini membentuk pemahaman tentang kebutuhan gizi yang tepat sepanjang hidup, menghindari kebiasaan makan yang berpotensi menyebabkan obesitas.

3. Pola Penyajian Makanan yang Terkontrol

Cara penyajian makanan di Jepang juga berperan dalam mencegah obesitas. Hidangan washoku yang mengandung sup, lauk sayuran, dan nasi disajikan bersamaan. Ini membantu dalam mengendalikan porsi makan dan menghindari konsumsi berlebihan.

Pola penyajian ini memungkinkan pengendalian makanan yang lebih baik dan membantu menjaga berat badan.

4. Urutan Makan yang Teratur

Urutan makan yang diikuti oleh orang Jepang juga berpengaruh. Dimulai dengan sup dan sayuran, diikuti produk susu, daging/ikan/telur, dan baru nasi/roti/mie serta hidangan penutup jika ada. Urutan ini membantu menjaga tingkat gula darah stabil dan mencegah lonjakan yang dapat berkontribusi pada obesitas.

5. Gaya Hidup Aktif dan Mobilitas Tinggi

Gaya hidup aktif dan mobilitas tinggi adalah karakteristik masyarakat Jepang. Berjalan kaki menjadi rutinitas sehari-hari, dengan rata-rata 8000 langkah per hari.

Penggunaan transportasi umum dan mobilitas yang tinggi mengurangi waktu yang dihabiskan dalam posisi duduk, membantu membakar kalori dan menjaga keseimbangan berat badan.

Baca Juga

Tingkat obesitas yang rendah di Jepang tidak terjadi secara kebetulan. Pola makan sehat dengan hidangan washoku, pendidikan nutrisi sejak dini, pola penyajian makanan yang terkontrol, urutan makan yang teratur, serta gaya hidup aktif menjadi kombinasi faktor yang menjadikan orang Jepang jarang mengalami obesitas.

Meskipun tantangan obesitas global masih ada, model gaya hidup dan pola makan sehat dari Jepang dapat menjadi inspirasi bagi upaya pencegahan obesitas di seluruh dunia.

Tinggalkan Balasan