Tokyo Revengers menjadi salah satu serial manga yang paling diminati. Telah diadaptasi ke berbagai media, termasuk anime dan live action, dan telah menjadi salah satu serial manga terlaris sepanjang masa. Kesuksesan Tokyo Revengers adalah karena cara Ken Wakui memasukkan pengalaman hidupnya ke dalam manganya untuk menciptakan adegan-adegan kuat yang beresonansi dengan penonton.
Menurut Wakui, dia menggambar adegan marah saat sedang marah, dan adegan sedih saat dia menangis, dan perasaan tulus itu pasti terpancar dari emosi karakternya. Wakui mencurahkan begitu banyak dirinya ke dalam karya seninya sehingga banyak penggemar mungkin sudah merasa mengenalnya, tetapi masih banyak hal tentang Ken Wakui yang bahkan penggemar fanatik Tokyo Revengers tidak akan mengetahuinya.
Berikut di bawah ini fakta menarik Ken Wakui, Pencipta Tokyo Revengers.
Kisah Tokyo Manji Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Kisah Tokyo Manji (Toman) kabarnya didasarkan pada kisah nyata sebuah geng di Tokyo. Disebut Kaisar Hitam, geng yankii sangat menonjol di Tokyo pada tahun 1960an sebagai pengunjuk rasa Perang Vietnam.
Seperti Toman, Kaisar Hitam awalnya dimulai sebagai organisasi yang lebih baik hati dan terhormat, menjadi terkenal sebagai aktivis dan mendapatkan kekuasaan sedemikian rupa sehingga mereka dihormati oleh pemerintah Jepang. Sayangnya, perbedaan ideologi dan perebutan kekuasaan internal menyebabkan pertikaian di dalam kelompok tersebut, yang menyebabkan kejatuhan mereka dengan cara yang sama seperti yang terjadi pada Toman di Tokyo Revengers.
Wakui Terinspirasi Menulis Manga Saat berada di Toko Ramen
Ken Wakui mengklaim bahwa salah satu momen penting yang mendorongnya menggambar manga terjadi saat dia berada di toko ramen. Rupanya, Wakui sedang mengalami masa sulit dalam kariernya, dan dia mulai membaca manga di toko ramen untuk mengalihkan pikirannya.
Manga yang dibaca Wakui berjudul Manusia Hataraki oleh Moyoco Anno; serial tentang seorang wanita muda yang berprestasi di tempat kerja namun kesulitan dalam aspek lain kehidupannya. Hal ini selaras dengan apa yang Ken alami saat itu. Pengalaman itu membuatnya ingin menggambar manga sendiri agar bisa terhubung dengan orang lain dengan cara yang sama.
Wakui Awalnya Memikirkan Judul Lain Untuk “Tokyo Revengers”
Ken Wakui mencatat bahwa, sebelum Tokyo Revengers disetujui sepenuhnya, dia dan editor memiliki sejumlah judul lain untuk serial tersebut. Dua judul tersebut adalah Rewrite, ReLight, atau Rewrite, dan Retroactive Delinquent, yang keduanya tampaknya lebih banyak memanfaatkan aspek perjalanan waktu dalam cerita.
Judul karya menarik lainnya adalah Bunga di Matahari (Hinata), yang diambil dari nama pacar Takemichi dan motivasi utamanya sepanjang seri. Judul terakhir yang dipertimbangkan Wakui sebelum Tokyo Revengers adalah Revenge Age, tetapi pada akhirnya, para penggemar akan setuju bahwa dia membuat keputusan yang tepat dengan judul terakhir yang dia pilih.
Ken Wakui Memiliki Inspirator yang Sangat Banyak
Sebagai seorang mangaka, Ken Wakui mengapresiasi beragam seniman dan gaya seni yang berbeda dalam mediumnya. Beberapa favoritnya adalah Akira Toriyama, pencipta Dragon Ball; Takehiko Inoue, pencipta Slam Dunk dan Vagabond; dan Katsuhiro Otomo, pencipta Akira.
Dia juga terinspirasi oleh serial yang lebih modern, seperti Haikyu!! dan Tokyo Ghoul milik Sui Ishida. Berbagai inspirator ini jelas terlihat dalam karya seninya, karena Wakui tidak takut untuk mencoba hal-hal baru sekaligus membangun fondasi para pendahulunya. Hal ini memungkinkan manganya menjadi cukup familiar untuk menarik khalayak yang lebih luas, sekaligus juga cukup unik untuk menonjol dari yang lain.
Wakui Secara Pribadi Paling Mirip dengan Takemichi
Takemichi adalah karakter yang memiliki banyak kekurangan yang seiring berjalannya waktu tumbuh menjadi pribadi pemberani dan kuat yang layak menjadi seorang pemimpin. Dengan cara itu, dia sangat manusiawi dan dapat diterima oleh banyak penggemar. Rupanya, Ken Wakui juga berpikiran demikian.
Wakui mengklaim bahwa Takemichi adalah karakter yang paling dia identifikasi karena dia memiliki banyak kecenderungan yang sama. Dia sengaja menggambar Takemichi untuk menjadi karakter yang berempati, dan dia bahkan mengklaim bahwa dia menangis setiap kali dia menggambar Takemichi menangis di manga.